FOKUSMETRO.COM — Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo 2025 Bima Kolopita, melontarkan kritik tajam yang menggemparkan usai kegiatan bertajuk “Temu Alumni & Tracer Study” digelar di Kecamatan Marisa, Kabupaten Pohuwato, Kamis malam (29/05). Ia menuding acara tersebut sebagai kegiatan formalitas belaka yang menghabiskan anggaran tanpa arah jelas.
“Ini bukan *tracer study*. Ini pesta nostalgia tanpa isi. Tidak ada data, tidak ada kajian, tidak ada evaluasi. Hanya panggung foto-foto dan tepuk tangan,” kecam Bima dengan nada kecewa dan geram.
Menurutnya, penggunaan istilah “tracer study” dalam acara tersebut hanyalah tameng akademik untuk menutupi kegiatan yang tidak memiliki substansi. Ia bahkan menyebutnya sebagai bentuk pembohongan publik akademik.
“Label ‘tracer study’ hanya dijadikan stempel agar acara ini terkesan ilmiah. Padahal isinya nol besar. Ini manipulatif dan menyesatkan,” tegasnya.
Bima juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap fakultas yang seolah-olah menutup mata terhadap fungsi utama kegiatan akademik. Ia menilai tidak ada itikad serius dari pihak penyelenggara untuk menjadikan acara ini sebagai wadah refleksi pendidikan, apalagi sebagai forum penguatan link and match dengan dunia kerja.
“Bayangkan, tidak ada pelaku industri, tidak ada lembaga mitra, bahkan tidak ada upaya mengumpulkan data real dari alumni. Lalu mau kita ukur apa dari kualitas pendidikan kita? Mau evaluasi dari sisi mana kalau datanya saja tidak ada?” ujarnya penuh kritik.
Kegiatan ini, menurut Bima, menjadi bukti bahwa anggaran fakultas lebih sering diarahkan untuk kegiatan elitis yang mengabaikan kepentingan mahasiswa aktif dan organisasi mahasiswa (Ormawa).
“Ini bukan efisiensi anggaran, ini pemborosan! Dana habis untuk sewa tempat, konsumsi, transportasi luar kota, tapi apa hasilnya? Tidak ada output akademik. Tidak satu pun rekomendasi strategis dihasilkan. Sementara Ormawa yang ingin ikut lomba, pelatihan, atau buat kegiatan pengembangan malah harus cari sponsor sendiri!” sorotnya tajam.
Bima bahkan mengancam bahwa jika fakultas terus mengabaikan masukan mahasiswa, maka pihak Senat Mahasiswa dan Ormawa akan melakukan evaluasi terbuka atas semua program kegiatan yang menggunakan dana fakultas.
“Kami bukan mahasiswa yang tinggal diam. Kalau kegiatan seperti ini terus berulang, jangan salahkan kami kalau nanti Senat dan Ormawa akan buka semua data penggunaan anggaran. Kami akan pastikan akuntabilitas berjalan, dan mahasiswa tahu ke mana uang itu sebenarnya mengalir,” tandasnya.