Ketua Aliansi SIGA Kecam Keras Pembiaran Aktivitas PETI di Kabupaten Gorontalo

FOKUSMETRO.COM – Ketua Aliansi Solidaritas Intelektual Generasi Aktivis (SIGA) Kabupaten Gorontalo, Fikri Abdullah, melontarkan kecaman keras terhadap dugaan pembiaran oleh aparat penegak hukum (APH), khususnya Polres Kabupaten Gorontalo, terkait maraknya aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) atau ilegal mining di wilayah Kabupaten Gorontalo.

Fikri menyoroti secara khusus Praktik Pertambangan liar yang kian meresahkan di Desa Polohungo, Kecamatan Tolangohula. Menurutnya, aktivitas ilegal tersebut tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga telah menimbulkan dampak sosial dan ekologis yang sangat merugikan masyarakat setempat.

“Ini adalah bentuk pembiaran yang tidak bisa ditolerir. PETI di Polohungo bukan hanya mencuri kekayaan alam secara ilegal, tetapi juga mencaplok lahan-lahan produktif milik petani jagung. Lahan yang semestinya menjadi sumber pangan dan penghidupan warga justru dijadikan lokasi kamp-kamp tambang dan pengolahan emas,” tegas Fikri

Ia menyebut kondisi tersebut sebagai kejahatan berlapis: melukai lingkungan, mencederai kesejahteraan rakyat, dan mempermalukan fungsi pengawasan negara.

Fikri juga menyesalkan pola penanganan APH yang dinilai hanya sebatas “operasi tempel” tanpa tindak lanjut serius. “Kami sangat kecewa. Penindakan hanya berlangsung 1-2 hari, setelah itu aktivitas tambang kembali berjalan seperti biasa. Ini bukan penegakan hukum, ini namanya dagelan hukum. Jangan sampai masyarakat menilai APH bermain mata dengan pelaku PETI,” ujarnya geram.

Aliansi SIGA mendesak Kapolres Kabupaten Gorontalo dan pihak terkait untuk mengambil langkah konkret, tegas, dan berkelanjutan dalam menghentikan aktivitas PETI di wilayah tersebut. Mereka juga meminta pemerintah daerah untuk tidak tutup mata terhadap kerusakan ekologi dan sosial yang ditimbulkan oleh tambang ilegal.

“Jika negara kalah dengan tambang ilegal, maka jangan heran jika kepercayaan publik terhadap penegakan hukum di Gorontalo makin runtuh. Kami, generasi intelektual, tidak akan diam. Kami akan terus bersuara demi keadilan lingkungan dan rakyat kecil,” pungkas Fikri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *