FOKUSMETRO.COM – Gelombang ketidakpercayaan masyarakat terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kian menguat. Alih-alih menjadi wadah aspirasi rakyat, lembaga ini justru sering kali dipersepsikan sebagai ruang yang penuh kepentingan politik dan pribadi, jauh dari semangat memperjuangkan kebutuhan publik.
Harapan masyarakat agar wakilnya di parlemen mampu menjalankan tugas dan wewenang secara penuh kembali dikecewakan. Vidio kontroversial yang memperlihatkan anggota dprd provinsi gorontalo wahyu moridu, melontarkan tutur kata” kita rampok saja uang negara ini, kita habiskan saja, biar negara ini makin miskin” ini sama saja menjatuhkan marwah dari pada lemabaga legislatif itu sendiri dan membuat masyarakat makin tidak percaya lagi dengan dprd provinsi gorontalo
Peryataan wahyu sama saja merendahkan konstitusi yang selama ini di terapkan di provinsi gorontalo, adip pasker ketua cabang gmni mendesak agar partai yang mengusung Wahyu segera mengambil langkah tegas terkait vidio telah beredar yang menjatuhkan citra dari pada partai itu sendiri,
Kiranya Badan kehormatan dprd agar mengusut tuntas kasus ucapan konroversial yang di lontarkan oleh wahyu karna ini termasuk pelanggaran kode etik, badan kehormatan dprd mempunyai wewenang untuk merekomendasikan saksi dan usulan pemberhentian.
Masyarakat pun semakin vokal menuntut transparansi kinerja. Warga menilai, jika wakil rakyat hanya sibuk dengan kepentingan politik praktis dan melupakan tugas substantifnya, maka keberadaan mereka di kursi parlemen patut dipertanyakan.
Alih-alih memberikan teladan, wakil rakyat justru mempertontonkan hal yang tidak sejalan dengan etika jabatan. Padahal, sebagai pejabat publik, setiap kata yang diucapkan semestinya mencerminkan kewibawaan, kedewasaan, dan tanggung jawab moral terhadap konstituen