Tofandra Pulubuhu Tolak Investasi Wood Pellet,Ancaman Baru Bagi Lingkungan dan Pertanian Lokal
*Gorontalo – 28 Oktober 2025*
Gelombang penolakan terhadap rencana investasi industri wood pellet kembali menguat di wilayah Boliyohuto , Kabupaten Gorontalo.Tofandra Pulubuhu selaku ketua umum Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Boliyohuto Raya Gorontalo menegaskan sikap menolak masuknya proyek tersebut karena dinilai membawa ancaman serius terhadap kelestarian lingkungan, lahan pertanian, dan kehidupan sosial masyarakat setempat.
Dalam pernyataan sikap yang disampaikan olehnya, proyek wood pellet dianggap tidak memiliki urgensi ekonomi yang jelas bagi warga lokal, justru berpotensi membuka jalan bagi praktik eksploitasi hutan dan perampasan ruang hidup masyarakat.
“Kami menolak keras investasi wood pellet di wilayah Boliyohuto . Proyek ini bukan solusi ekonomi, tapi ancaman baru bagi petani dan lingkungan kami. Hutan yang selama ini menjadi sumber air dan kehidupan warga akan ditebangi atas nama energi terbarukan,” tegasnya
Tofan juga menilai, proyek tersebut berpotensi memicu deforestasi besar-besaran, mengganggu ekosistem DAS Boliyohuto, serta mengancam ketersediaan air irigasi pertanian. Selain itu, kekhawatiran muncul atas potensi konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat yang masih menggantungkan hidup pada hutan dan lahan pertanian tradisional.
Tofan turut menyoroti lemahnya kajian AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan dugaan adanya lobi politik di balik rencana investasi ini.
“Wood pellet sering diklaim sebagai energi hijau, padahal proses produksinya justru menghancurkan ekosistem alami. Boliyohuto tidak boleh menjadi korban proyek hijau yang palsu,Save Hutan Boliyohuto” ujarnya
Tofan meminta Pemerintah Kabupaten Gorontalo dan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk menghentikan seluruh proses perizinan proyek wood pellet sebelum dilakukan kajian ilmiah yang independen dan melibatkan masyarakat terdampak secara langsung.
“Kami ingin pembangunan yang berkeadilan, yang menghormati alam, petani, dan masyarakat adat. Bukan investasi yang mengorbankan ruang hidup kami demi kepentingan segelintir elit,” tutupnya






