SIGA Gorontalo Soroti Kadis Kesehatan: “Jangan Cuci Tangan, Kepala PKM Sipatana Dikambinghitamkan”

FOKUSMETRO.COM — Solidaritas Intelektual Generasi Aktivis (SIGA) Gorontalo kembali menggelar aksi tegas di depan Kantor Dinas Kesehatan Kota Gorontalo pada Senin, 1 Desember 2025. Aksi ini merupakan respon atas polemik meninggalnya seorang warga yang diduga terkait lambannya respons pelayanan ambulans, serta keputusan kontroversial Kepala Dinas Kesehatan yang mencopot Kepala Puskesmas (PKM) Sipatana dari jabatannya.

Kadis Dinilai Bertindak Tanpa Memahami Kronologi secara Menyeluruh

Dalam aksi tersebut, SIGA Gorontalo menilai Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo telah mengambil keputusan strategis—menerbitkan surat pemberhentian tugas Kepala PKM Sipatana—tanpa terlebih dahulu memahami secara utuh rangkaian kejadian di lapangan.

Koordinator SIGA Gorontalo, Agung Puluhulawa, menegaskan bahwa sikap tersebut berpotensi memperkeruh keadaan dan memunculkan persepsi bahwa Kadis sedang mengambil langkah cepat bukan untuk penyelesaian masalah, tetapi untuk menjaga citra dan menghindari sorotan publik.

“Jangan cuci tangan. Jangan lempar tanggung jawab. Jangan jadikan Kepala PKM Sipatana sebagai tameng untuk menutupi kegagalan sistem,” ujar Agung dalam orasi.

Kepala PKM Sipatana Dijadikan Kambing Hitam?

SIGA Gorontalo menyatakan keprihatinan terhadap kondisi Kepala PKM Sipatana yang kini menjadi sasaran kritik publik akibat keputusan pemberhentian tersebut. Menurut SIGA, banyak narasi yang beredar di publik merupakan hasil fitnah, pelintiran komunikasi, dan framing yang tidak berdasar.

“Beliau sedang menjadi bulan-bulanan publik. Padahal banyak informasi penting yang tidak pernah dijelaskan secara terbuka,” lanjut Agung.

SIGA menilai bahwa pencopotan tersebut terjadi terlalu cepat, seolah-olah Kepala PKM Sipatana adalah satu-satunya pihak yang bersalah, tanpa investigasi menyeluruh yang melibatkan semua unsur.

SIGA: Yang Lalai Justru Staf Bidang Terkait, Bukan Kepala PKM

Dalam keterangan tambahan, SIGA Gorontalo menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang berkembang dalam dialog publik SIGA pada 27 November 2024—bertepatan dengan launching organisasi—pihak yang pertama kali lalai justru staf bidang PKM Sipatana yang saat itu sedang mengikuti kegiatan penyuluhan.

Staf tersebut disebut sebagai sepupu dari warga yang sedang kritis, dan ketika menerima telepon pertama dari keluarganya, ia diduga mengabaikan keadaan darurat tersebut.

“Yang pertama abai adalah staf bidang. Kenapa orang yang pertama mendapatkan informasi justru tidak sigap? Kenapa prioritasnya penyuluhan, bukan nyawa manusia?” tegas Agung.

SIGA menilai bahwa kesalahan awal dari staf tersebut kini dialihkan ke pucuk pimpinan PKM Sipatana, sementara Dinas Kesehatan sebagai lembaga yang mengawasi dan membina puskesmas langsung menyetujui pemberhentian tanpa mengungkap seluruh kronologi.

Aksi SIGA: Murni Karena Panggilan Moral

Agung Puluhulawa menegaskan bahwa aksi ini tidak memiliki kepentingan apapun selain membela kebenaran dan mencari keadilan bagi keluarga korban maupun Kepala PKM Sipatana yang dinilai sedang dikorbankan.

SIGA menyatakan aksi ini murni merupakan kelanjutan dari komitmen publik yang telah disampaikan sejak forum dialog SIGA pada 27 November 2024.

“Ini bukan aksi pesanan. Ini murni panggilan moral. Kami hadir karena nurani kami terusik oleh ketidakadilan dan inkonsistensi kebijakan,” tegas Agung.

SIGA Akan Mengawal Kasus Sampai Tuntas

SIGA Gorontalo memastikan akan terus mengawal kasus ini hingga seluruh fakta dibuka dan tidak ada lagi pihak yang dijadikan kambing hitam demi kepentingan tertentu.

Organisasi ini juga mendesak Dinas Kesehatan Kota Gorontalo untuk membuka investigasi menyeluruh dan menyampaikan informasi secara transparan kepada publik, bukan hanya menjatuhkan sanksi sepihak tanpa dasar yang kuat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *