FOKUSMETRO.COM – Publik Gorontalo dibuat heboh dengan gestur wajah seorang perempuan bernama Dheninda Chaerunnisa, Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara. Cuplikan video singkat yang memperlihatkan ekspresinya saat menerima massa aksi viral di media sosial, bahkan menembus perhatian di luar daerah.
Komentar publik pun bermunculan. Ada yang menilai Dheninda mencibir orator, ada pula yang menuduhnya tidak menghargai aspirasi rakyat. Namun, opini saya kali ini bukan hendak memperpanjang tafsir soal gestur tubuh itu.
Justru yang lebih penting untuk dibicarakan adalah substansi dari isu yang disuarakan massa aksi, yakni dugaan maraknya praktik calo P3K di Gorontalo Utara. Dalam pertemuan tersebut, Dheninda bahkan menegaskan komitmennya untuk memerangi para calo yang merugikan masyarakat.
Nah, di titik ini, muncul pertanyaan mendasar:
Apakah publik kini lebih fokus membicarakan mimik wajah Dheninda, ketimbang masalah besar yang sedang dihadapi rakyat?
Apakah kita sedang tidak sadar telah terjebak dalam isu permukaan, sementara akar persoalan—yakni mafia calo P3K—justru lolos dari sorotan?
Mari kita jernihkan kembali arah pembicaraan. Masalah P3K bukan sekadar polemik politik, tapi menyangkut hak dan masa depan masyarakat Gorontalo Utara.
Sudah seharusnya perhatian publik diarahkan ke upaya pemberantasan calo, bukan pada tafsir subjektif terhadap ekspresi seseorang.
Simpulannya:
Apakah publik sedang terperangkap yg dalam narasi yang menutupi isu calo P3K?
Ataukah kita hanya terpaku pada gestur tubuh Dheninda Chaerunnisa, dan lupa pada persoalan utama yang jauh lebih penting?






