FOKUSMETRO.COM — Di tengah tantangan krisis literasi yang kian menggerus daya kritis generasi muda, Anggota MPR RI Dapil Gorontalo, H. Jasin U. Dilo, menggandeng mahasiswa dan komunitas literasi dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar di Aula Perpustakaan Daerah Provinsi Gorontalo, Senin (15/12/2025).
Kegiatan ini dihadiri Kepala Sekretariat Perwakilan DPD RI Provinsi Gorontalo, La Ode Badri, serta diikuti ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa, pegawai perpustakaan dan arsip daerah, serta pegiat literasi dari berbagai komunitas di Gorontalo. Forum ini menjadi ruang dialog terbuka tentang masa depan nilai kebangsaan di tengah arus informasi yang semakin tak terbendung.
Literasi sebagai Benteng Ketahanan Bangsa
Pemateri pertama, Ridwan Hemeto, SH, MM, menyoroti eratnya hubungan antara rendahnya minat baca dengan melemahnya wawasan kebangsaan. Menurutnya, pemahaman terhadap Empat Pilar MPR RI—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—tidak mungkin tumbuh tanpa fondasi literasi yang kuat.
“Di era krisis literasi, ancaman terbesar bangsa adalah ketidaktahuan. Tanpa literasi kebangsaan yang baik, generasi muda akan mudah terombang-ambing oleh hoaks dan narasi yang memecah belah,” tegas Ridwan.
Ia menilai sosialisasi Empat Pilar menjadi instrumen penting dalam memperkuat ketahanan ideologis bangsa, khususnya di kalangan intelektual muda.
Perpustakaan sebagai Penjaga Identitas
Dalam pemaparan utamanya, H. Jasin U. Dilo menegaskan bahwa Perpustakaan dan Arsip Daerah tidak boleh dipandang sekadar sebagai tempat penyimpanan buku, melainkan sebagai pusat penjagaan identitas bangsa. Ia secara khusus menyoroti urgensi pelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari pengamalan Bhinneka Tunggal Ika.
“Salah satu kekuatan bangsa ini adalah keragaman bahasa. Di tengah krisis literasi dan gempuran budaya global, Perpustakaan Daerah harus menjadi garda terdepan menjaga bahasa dan identitas lokal Gorontalo. Jangan sampai jati diri kita hilang,” tegas Jasin.
Ia mengajak mahasiswa dan komunitas literasi untuk kembali menggali nilai-nilai luhur bangsa yang tersimpan dalam naskah, arsip, dan kearifan lokal sebagai wujud nyata pengamalan Pancasila.
Suara Mahasiswa: Kesadaran yang Tertunda
Kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi kalangan mahasiswa. Salah satu perwakilan mahasiswa mengakui adanya degradasi perhatian terhadap nilai-nilai kebangsaan di lingkungan generasi muda.
“Kadang kami merasa sudah menjadi mahasiswa lalu abai terhadap nilai-nilai dasar seperti Empat Pilar. Padahal justru di situlah fondasinya. Intelektualitas tanpa wawasan kebangsaan itu kosong,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi langkah H. Jasin U. Dilo yang menghadirkan diskursus kebangsaan di ruang literasi, yang dinilai relevan dengan tantangan generasi muda hari ini.
Menjaga Pilar Bangsa dari Ruang Literasi
Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif mengenai strategi peningkatan minat baca sekaligus penguatan wawasan kebangsaan di Gorontalo, serta foto bersama seluruh narasumber dan peserta. Sosialisasi ini menegaskan komitmen H. Jasin U. Dilo untuk menjaga Empat Pilar Kebangsaan tetap hidup di tengah perubahan zaman, melalui pendekatan literasi dan keterlibatan aktif generasi muda.
