FOKUSMETRO.COM – Gelombang kecaman terhadap tindakan oknum dokter berinisial IH yang melarang dan memarahi bahkan memaki mahasiswa Profesi Ners Universitas Negeri Gorontalo (UNG) di ruang operasi, terus meluas.
Kali ini, suara tegas datang dari Jenderal Lapangan Aliansi Mahasiswa Kesehatan Gorontalo, Majid Mustaki, yang menilai tindakan dokter tersebut sebagai bentuk arogansi, pelecehan terhadap dunia pendidikan, dan sikap tidak pantas bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Kami tidak akan diam. Oknum dokter IH kami ultimatum 1×24 jam untuk meminta maaf secara terbuka kepada seluruh mahasiswa Profesi Ners UNG dan pihak kampus. Ia telah mencederai kehormatan akademik, etika profesi, dan integritas ASN,” tegas Majid Mustaki dalam pernyataannya.
Majid menegaskan bahwa sikap dokter IH bukan hanya melampaui batas kewenangan seorang tenaga medis, tetapi juga mencoreng nama baik ASN dan lembaga kesehatan tempat ia bertugas.
Menurutnya, larangan mahasiswa untuk belajar di ruang operasi merupakan bentuk penghalangan terhadap proses pendidikan dan pelanggaran serius terhadap hak akademik mahasiswa.
“Mahasiswa datang untuk menimba ilmu, bukan untuk diusir dan dipermalukan. Kalau rumah sakit tidak mampu menghargai proses pendidikan, maka tempat itu tidak layak menjadi lahan praktik profesi,” ujarnya dengan nada tegas.
Aliansi Mahasiswa Kesehatan Gorontalo juga menuntut pihak pengelola Program Studi Profesi Ners UNG segera menarik seluruh mahasiswa dari rumah sakit tersebut dan memindahkan praktik ke fasilitas kesehatan lain yang lebih menghargai nilai kemanusiaan dan profesionalisme.
“Kami mendesak kampus bersikap tegas. Jangan biarkan mahasiswa berada di ruang yang tidak aman secara moral dan psikologis. Lebih baik pindahkan semua mahasiswa ke rumah sakit lain yang menghormati MoU dan etika pembelajaran,” lanjut Majid.
Tak berhenti di situ, Atas Nama Aliansi Mahasiswa Kesehatan akan Segera memasukan Laporan Ke Polda Gorontalo serta meminta Bupati Kabupaten Gorontalo untuk segera turun tangan dan menindak tegas oknum dokter IH yang dinilai telah mencoreng citra ASN dan institusi kesehatan daerah.
“Kami mendesak Bupati Gorontalo untuk tidak tinggal diam. ASN yang bersikap arogan, apalagi di hadapan mahasiswa, harus diberikan sanksi tegas. Jangan biarkan kesombongan merusak citra pelayanan publik di bidang kesehatan,” tegasnya.
Diwaktu yang sama Ketua Ikatan Keluarga Alumni Ners UNG dalam hal ini dimintai pendapat tentang permasalahan ini dan masih mengkaji terkait isu yang sementara beredar intinya Ketua Ikatan Keluarga Alumni Ners UNG mengatakan Kami hormat kepada profesi dokter, tapi kami juga menuntut rasa hormat yang sama untuk profesi perawat. Dunia medis bukan tempat mempertontonkan kekuasaan, tapi ruang suci untuk belajar dan mengabdi.
Aliansi Mahasiswa Kesehatan Gorontalo memastikan akan mengawal kasus ini hingga tuntas. Jika dalam 1×24 jam tidak ada permintaan maaf resmi dari dokter IH maupun tindakan tegas dari pihak rumah sakit, Dinas Kesehatan, dan Bupati Gorontalo, maka Aliansi siap menggelar aksi besar-besaran sebagai bentuk perlawanan terhadap kesewenang-wenangan di dunia kesehatan.
“Kami bukan musuh dokter, kami musuh arogansi. Dunia kesehatan seharusnya menjadi ruang pengabdian, bukan panggung kekuasaan,” tutup Majid Mustaki dengan nada tajam.