FOKUSMETRO.COM — Kontroversi video viral yang melibatkan anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu, semakin menuai desakan publik. Meskipun Wahyudin telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui akun media sosialnya, sejumlah kalangan menilai langkah tersebut belum cukup untuk memulihkan martabat lembaga legislatif.
Aktivis daerah, Farel Novriyanto W. Kahar, menegaskan bahwa sikap meminta maaf tidak menghapus tanggung jawab moral dan politik seorang pejabat publik. Ia menyebut Wahyudin Moridu seharusnya mengambil langkah tegas dengan mengundurkan diri dari jabatannya.
> “Pengakuan dan permintaan maaf memang patut dihargai, tetapi jabatan publik menuntut standar moral dan etika yang tinggi. Dalam kasus ini, mundur adalah bentuk pertanggungjawaban paling bermartabat yang bisa ditunjukkan Wahyudin Moridu kepada rakyat Gorontalo,” ujar Farel.
Menurutnya, kegaduhan yang ditimbulkan dari peristiwa ini tidak hanya mencoreng nama pribadi Wahyudin, tetapi juga melekat pada citra DPRD Provinsi secara keseluruhan. Karena itu, ia mendorong pimpinan DPRD dan partai politik tempat Wahyudin bernaung untuk segera mengambil sikap tegas.
Desakan serupa juga datang dari masyarakat sipil yang menilai bahwa keteladanan seorang wakil rakyat harus dijaga. Publik menginginkan wakilnya di parlemen tidak hanya berfungsi sebagai pembuat kebijakan, tetapi juga mampu menjadi contoh moral di tengah kehidupan bermasyarakat.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari DPRD Provinsi Gorontalo mengenai apakah langkah etik atau mekanisme internal akan dilakukan terhadap Wahyudin Moridu. Namun, tekanan publik agar yang bersangkutan mundur dari jabatannya terus menguat.