FOKUSMETRO.COM – Persoalan gaji yang belum dibayarkan selama hampir tujuh bulan di Universitas Pohuwato kini memicu sorotan tajam dari kalangan aktivis mahasiswa.
Rifki Saliko, Sekretaris Umum KPMIP-Limboto, menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap rektor yang dinilai tidak menunjukkan keseriusan dalam menangani isu krusial ini.
“Rektor seharusnya hadir sebagai solusi, bukan malah ikut mengadu nasib dengan para dosen. Sebagai pemegang kebijakan tertinggi di kampus, rektor mestinya bersikap bijak dan proaktif merespons jeritan para tenaga pendidik, bukan memperkeruh keadaan dengan pernyataan yang melemahkan semangat mereka,” tegas Rifki.
Ia menilai bahwa sikap rektor tidak mencerminkan empati yang seharusnya ada pada seorang pemimpin lembaga pendidikan.
“Sebagai aktivis, saya tentu kecewa dengan respons rektor. Namun saya yakin, kekecewaan yang dirasakan para dosen jauh lebih dalam. Mereka bukan meminta belas kasihan—mereka hanya menagih hak yang sudah seharusnya diterima atas kewajiban yang telah mereka tunaikan selama berbulan-bulan,” lanjutnya dengan nada geram.
Rifki juga menyoroti krisis kepemimpinan di internal kampus, yang menurutnya mempermalukan nama daerah.
“Sebagai kader dari Pohuwato, saya merasa malu. Bagaimana mungkin sebuah institusi pendidikan tidak mampu menyelesaikan persoalan mendasar seperti ini? Lebih ironis lagi, jika pemimpinnya hanya sibuk memikirkan studi pribadi dan abai terhadap keberlangsungan proses belajar-mengajar serta relasi yang sehat dengan dosen,” kritiknya tajam.
Menurut Rifki, meskipun keputusan teknis terkait gaji mungkin bukan kewenangan penuh rektor, tetap harus ada upaya nyata dan transparansi kepada para dosen.
“Jika memang bukan kewenangan rektor, sampaikan dengan jelas bahwa rektor sedang mengusahakan solusi. Tunjukkan bahwa ada itikad baik. Jangan biarkan para dosen merasa sendiri dalam menghadapi situasi ini,” pungkasnya.
